Ulat
untuk menjadi kupu-kupu harus terlebih dahulu menjadi kepompong, itulah
sebuah metamorfosa yang harus dilewati dan kita tidak mengalami
Metamorfosa, dalam artian fisik yang sesungguhnya, tidak mengalami
proses terlahir serupa telur, menjadi ulat, menjadi kepompong lalu
terlahir kembali menjadi seperti kupu-kupu. Tetapi sebenarnya, dengan
sebuah pemahaman bahwa manusia selalu mengalami perubahan hidup itu ya
dan pasti. Ada sebuah proses metamorfosa dapat terjadi pada manusia
secara psikologis pada momen-momen tertentu dalam kehidupan, yang
menandai berbagai macam perubahan, baik perubahan peran, perubahan
kepribadian, perubahan kualitas hidup, bahkan perubahan nasibnya. Setiap
proses perubahan yang terjadi, mengandung pilihan bijak individu, untuk
berubah menjadi sosok yang lebih indah – bagaikan kupu-kupu.
Ada satu pembeda antara manusia dengan
ulat dimana ulat tidak memiliki pilihan, karena ia hanya akan menjadi
kupu-kupu akan tetapi manusia justru memiliki kesempatan untuk memilih
akan menjadi manusia yang bagaimana dan seperti apa, dan proses inilah
yang merupakan sebuah metamorfosa dalam diri manusia, menumbuhkan
motivasi dalam diri, mengambil keputusan, menjalani proses belajar,
memaknai hidup dan menjadi (seperti) Kupu-kupu.
Ulat harus berubah menjadi kepompong
baru akan menjadi kupu-kupu, sedangkan manusia lahir sebagai bayi
berkembang yang kemudian menjadi anak-anak terus menginjak remaja
berubah sebagai manusia dewasa untuk mempersiapkan diri menghadapi hari
tua-nya dengan sebuah kebahagiaan. Yang dapat kita ambil dari hikmah
dalam sebuah metamorfosa ulat menjadi kupu-kupu adalah :
- Ulat, adalah sebuah makhluk hidup yang ia gunakan hidup-nya untuk makan dan makan tanpa ada tindakan apapun selain menghabiskan apa yang ia bisa makan, sama hal-nya dengan manusia ketika masih bayi hingga anak-anak karena masih dalam masa pertumbuhan baik fisik maupun psikis-nya, maka terkadang usia bayi dan anak-anak adalah masa-masa pembentukan jatidiri manusia.
- Kepompong perubahan dari ulat dimana ia tidak lagi makan, akan tetapi sudah terbungkus cangkang yang ia akan berpuasa tidak bergerak untuk bisa berubah menjadi kupu-kupu, jika dalam kehidupan manusia usia remaja hingga dewasa-lah hal ini kita lakukan, pada masa-masa remaja hingga dewasa manusia mulai bisa berpikir dan merenungkan akan apa yang akan ia lakukan dan perbuat untuk bisa menuju sebuah kesuksesan hidup. Jika memang ia habiskan waktu remaja dan dewasa-nya untuk foya-foya, bermalas-malasan, atau hanya berdiam diri, maka di hari tua-nya nanti hanya berbuah penyesalan, berbeda jika masa remaja hingga dewasa ia gunakan untuk belajar, bekerja keras, terus termotivasi untuk maju di hari tua kelak kebahagian hakiki yang ia peroleh.
- Kupu-kupu sebuah makhluk yang begitu indah dipandang dan menyenangkan, sosok kupu-kupu adalah buah dari hasil perjuangan kepompong dalam cangkang dan keluar dengan susah payah yang akhirnya memiliki sayap-sayap indah untuk terbang. Demikian hal-nya manusia jika kita bisa memanfaatkan waktu remaja dan dewasa dengan sebaik-baiknya, di hari tua tidak akan rugi karena tujuan hidup dapat tercapai.
Dan itulah sebuah metamorfosa
sebuah makhluk hidup berupa ulat untuk bisa menjadi kupu-kupu ternyata
diperlukan sebuah perjuangan yang tidak mudah dan ringan, akankah kita
sebagai manusia hanya akan berserah dan berdiam diri saja untuk mencapai
sebuah tujuan dalam hidup. Untuk itu rekan Black Community Maka
setidaknya untuk mencapai tujuan dan cita-cita dalam kehidupan kita,
minimal kita harus melakukan hal-hal berikut :
- Pertama, menentukan tujuan secara spefisik, begitu variatifnya tujuan hidup kita menjadikan kita tidak fokus akan apa yang menjadi keinginan kita dalam hidup ini, untuk lebih spesifik-nya kita bisa menentukan visi, misi dan tujuan dari kehidupan kita, karena ternyata hanya 5 persen di antara mereka yang memiliki tujuan yang spesifik. Selebihnya hanya tujuan yang ngambang yang tidak jelas cara pencapaiannya. Seperti, tujuan hidup adalah menjadi manusia yang berguna untuk nusa bangsa dan negara, menjadi manusia yang bermanfaat, dll.
- Kedua, buat keputusan untuk memulai melangkah dari langkah pertama sampai langkah terakhir. Punya tujuan hidup saja tanpa memutuskan untuk mulai melangkah tidak memiliki arti apa-apa. Karena bisa saja kita hanya terjebak pada niat kita ingin bertindak A atau berbuat B akan tetapi tidak segera melangkah, maka yang ada hanya sebuah konsep tanpa tindakan;
- Ketiga, fleksibel dalam menggunakan cara untuk mencapai tujuan bukan berarti meng-halal-kan segala cara. Satu cara bisa saja berhasil dan bisa juga tidak berhasil mencapai tujuan. Artinya, kalau satu jalan berhasil mencapai tujuan kita dapat menyumpulkan memang itulah caranya. Namun apabila satu cara belum berhasil, jangan cepat putus asa. Ulangi kembali dengan cara lain yang berbeda sampai berhasil.
- Dan yang terakhir, keempat pahami hukum proses. Hukum proses mengatakan bahwa untuk mencapai satu titik maka diperlukan waktu tertentu. Bisa cepat, bisa juga lambat. Dan ini artinya, untuk mencapai satu tujuan tertentu tidak ada istilah karbitan, jalan pintas, karena semua butuh sebuah proses yang harus dilalui setiap tahapannya, tidak ada kesuksesan tanpa mengerti sebuah perjuangan dan kegagalan, tidak akan merasa bahagia tanpa senang memaknai rasa sedih dan duka.
Dan ke-empat langkah tadi tentunya harus
disertai dengan doa dan motivasi tinggi untuk bisa mewujudkan apa yang
akan kita capai, Ulat menjadi Kepompong dan kepompong menjadi Kupu-kupu
adalah Refleksi sebuah kehidupan yang pantas untuk kita maknai untuk
memunculkan motivasi dalam hidup. Demikian tulisan ini semoga
bermanfaat terima kasih